Selasa, 11 Februari 2014

Cara Transfer Uang dari BRI Ke Bank BCA

Terkadang kita merasa bingung mau transaksi keuanagan, karena kita cuma satu ATM misalnya. Tapi sekarang semuanya sudah mudah dan kita tdk perlu khawatir meskipun kita cuma punya satu ATM BRI saja misalnya. Nah ini ada sedikit tips mempermudah transaksi/transfer BRI ke BCA, BRI ke BNI, Mandiri dll.

Bagi Para toko online yang tidak memiliki no rekening pendukung yang banyak, kali ini saya kasih info bagaimana cara transfer pembeli menggunakan Bank BRI transfer ke rekening BCABagaimana cara tranfer uang dari bri ke bca.?
cara ini saya dapat dari pengalaman saya setiap membeli barang dengan online






Caranya cukup mudah :

1. Masukkan kartu ATM seperti biasanya dan ketik pin KARTU ATM BRI kamu, Dan pilih TRANSFER. 2. lalu pilih Tabanas
3. dan pilih KODE BANK untuk melihat bank mana yang ada kerja sama dengan bank BRI. (Untuk kode transfer dari BRI ke BCA gunakan kode 014)
4. lalu ikuti dengan nomor rekening bank tujuan misalnya, nomor tujuan rekening bca : 0359956855 setelah ditambahi kode
transfer antara rekening BRI ke rekening BCA maka menjadi 0140359956855
5. Tekan "OK" dan isikan nilai uang yang akan di transfer.
6. Konfirmasi pengiriman tekan "Ya" untuk transfer atau tekan "Tidak" untuk membatalkan.
Untuk biaya transfer kemungkinan dikenakan sekitar Rp 5000 via ATM.

untuk transfer ke bank yang lain, silahkan melihat petunjuk gambar yang ada ya...
Selamat mencoba. Salam.

Sabtu, 08 Februari 2014

Bagaimana Caranya Bersabar?

Kutipan sebagai pengingatku.

Ukhti Anita, saya mempunyai permasalahan dalam keluarga saya. Saya anak pertama dan mempunyai adik wanita satu dan sejak umur 4 tahun ayah sudah meninggal jadi ibu berjuang membesarkan kami hingga kami lulus perguruan tinggi. Ukhti, ibu saya orangnya sangat emosional dan pemarah begitu juga saya dan adik saya, sehingga saya kurang merasakan adanya ketenangan di dalam rumah saya. Sampai suatu saat saya terlepas mengatakan kata-kata kasar kepada ibu saya dan saya amat menyesalinya. Saya ingin merasakan di rumah ini damai dan tenang, bagaimana caranya? Bagaimana bersikap sabar kepada adik dan ibu saya?

Seringnya saya jika mereka melontarkan pernyataan yang tidak sesuai dengan kebenaran yang saya alami maka saya menjawabnya sehingga pertengkaran terjadi, apakah sikap seperti ini benar atau salah? Dan bagaimana seharusnya?
Saya mohon bantuan jawabannya...
Terima kasih,
N

Jawaban

Assalammu'alaikum wr. wb.
Ukhti N yang dimuliakan Allah,
Memang tidak mudah menahan emosi ketika orang-orang di sekitar kita juga sering mengumbar emosinya. Nampaknya karakter emosional yang ukhti miliki juga dipengaruhi iklim pengasuhan ibu anda yang juga emosional. Namun dapat dimaklumi, berjuang seorang diri membesarkan dua orang anak tentu juga bukan kehidupan yang mudah bagi seorang ibu.
Sebagai seorang wanita yang juga seorang ibu, saya salut dengan ibu ukhti yang tetap seorang diri membesarkan anda dan adik tanpa ada lagi pendamping. Terbayangkah oleh ukhti, bagaimana seorang wanita harus memeras keringatnya di tengah kelemahan dan godaan yang mungkin selalu datang demi membesarkan anak-anaknya dan memberikannya pendidikan terbaik sehingga ukhti dan adik bisa sampai perguruan tinggi?
Jika mengingat perjuangan ibu ukhti dalam membesarkan anak-anaknya, rasanya memang tidak adil jika anak-anaknya yang sudah dewasa harus menuntut ibu lagi memahami anak-anaknya dan merubah dirinya di usianya yang tidak muda lagi. Dalam hal ini, sebagai anak yang sudah dewasa mungkin saatnya membalas budi kepada ibu tercinta dalam bentuk perlakuan yang lebih menahan diri dan emosi.
Saya tahu perlakuan yang emosional cenderung memancing sikap yang emosional juga. Tapi ukhti dapat menjadi pelopor untuk menjadi salah satu anggota keluarga yang bisa merubah situasi emosional ini. Belajarlah untuk melakukan tindakan lain selain menjawab dalam keadaan emosi meskipun ukhti merasa benar.
Misalnya tundalah dulu untuk bicara jika emosi tersulut, beralihlah pada tindakan lain untuk meredakan emosi. Seperti Rasulullah menyarankan jika kita marah maka duduklah, jika tidak bisa maka berdirilah dan berwudhu. Hal tersebut mungkin dapat ukhti coba, bahkan ukhti bisa sholat untuk menenangkan diri jika emosi sudah sangat memuncak.
Jika emosi reda barulah mulai bicara dengan menyampaikan "pesan saya." Ungkapkan perasaan ukhti kepada ibu atau adik pada sikap mereka yang menyinggung perasaan ukhti. Tak perlu saling debat untuk menentukan siapa yang benar karena akan kembali menyulut emosi dan kadang orang juga butuh waktu untuk memahami kesalahannya.
Jika sikap tersebut ukhti lakukan terus, semoga ibu dan adik juga jadi belajar melakukan hal serupa seperti ukhti sehingga suasana emosional dapat berkurang di rumah. Semuanya mungkin akan membutuhkan waktu, kesabaran dan usaha. Jangan berputus asa, ukhti dapat jadi pelopor sebagai orang yang cerdas emosi di rumah. Dan ketahuilah itu merupakan hadiah terindah bagi seorang ibu memiliki anak yang cerdas emosional, meski dia membesarkannya dengan segala kelemahannya. wallahu'alambishshawab.
Wassalammu'alaikum wr. wb.

Sumber :
Rr. Anita W.

Jumat, 07 Februari 2014

"SEORANG NENEK MENCURI SINGKONG KARNA KELAPARAN, HAKIM MENANGIS SAAT MENJATUHKAN VONIS''





Cerita ini saya ambil dari status teman FB ku.

Diruang sidang pengadilan, hakim Marzuki duduk tercenung menyimak tuntutan jaksa PU thdp seorg nenek yg dituduh mencuri singkong, nenek itu berdalih bahwa hidupnya miskin, anak lelakinya sakit, cucunya lapar,.... namun manajer PT A**** K**** ( B**** grup ) tetap pada tunt...utannya, agar menjd contoh bg warga lainnya. Hakim Marzuki menghela nafas., dia memutus diluar tuntutan jaksa PU, 'maafkan saya', ktnya sambil memandang nenek itu,. 'saya tak dpt membuat pengecualian hukum, hukum tetap hukum, jd anda hrs dihukum. saya mendenda anda 1jt rupiah dan jika anda tdk mampu bayar maka anda hrs msk penjara 2,5 tahun, spt tuntutan jaksa PU'. Nenek itu tertunduk lesu, hatinya remuk redam, smtr hakim Marzuki mencopot topi toganya, membuka dompetnya kemudian mengambil & memasukkan uang 1jt rupiah ke topi toganya serta berkata kpd hadirin. " Saya atas nama pengadilan, juga menjatuhkan denda kpd tiap org yg hadir diruang sidang ini sebesar 50rb rupiah, sebab menetap dikota ini, yg membiarkan seseorg kelaparan sampai hrs mencuri utk memberi mkn cucunya, sdr panitera, tolong kumpulkan dendanya dalam topi toga saya ini lalu berikan semua hasilnya kpd terdakwa ." Sampai palu diketuk dan hakim marzuki meninggaikan ruang sidang, nenek itupun pergi dgn mengantongi uang 3,5jt rupiah, termsk uang 50rb yg dibayarkan oleh manajer PT A**** K**** yg tersipu malu krn telah menuntutnya. Sungguh sayang kisahnya luput dari pers. Kisah ini sungguh menarik sekiranya ada teman yg bisa mendapatkan dokumentasi kisah ini bisa di share di media tuk jadi contoh kepada aparat penegak hukum lain utk bekerja menggunakan hati nurani dan mencontoh hakim Marzuki yg berhati mulia.silahkan di Bagikan/share kepada teman2 Anda.