Melodi cinta yang indah,
“bila si dia berpolah, ku tak pernah marah, bila si dia yang
marah, itu hanya manja, saying supaya disayang sayang, inginnya disayang..
Dalam liku bercinta, terdapat tempat duka, itu bunga bahagia
derita dalam lembaran cinta, walau sakit terasa, itu
garamnya cinta
yang menambah nambah kasih saying dan keindahan…..he he.
Sekian lama kau mendampingiku dalam suka maupun duka.
Pengorbanan seorang guru PAUD/RA saya merasakan begitu beratnya. Dari mulai bangun pagi, sampai beranjak tidur kembali. Selain menunaikan kewajiban seorang istri dan keluarga untuk menyiapkan sarapan pagi anak-anak. Selain tugas sehari – hari jika hendak berangkat mencuci pakian dan lain sebagainya. Dalam menjalankan ke-istiqomahanya, setiap hari si istri bangun duluan sekira jam 3 meskipun suami dan anak masih tertidur lelap. Tak lupa untuk memanjatkan do’a – do’a untuk keluarga, anak – anak serta anak didiknya yang masih PAUD/RA dan murid-muridnya.
Merupakan tugas berat seorang guru PAUD/RA, akan tanggung
jawab “ngemong” anak – anak sebagai generasi penerus agama, bangsa dan Negara.
Sekaligus tanggung jawabnya dalam mengemban amanat yang diberikan Allah kepada
kita.
Cita – cita seorang guru yang sanagat besar. Untuk mewujudkan anak-anak yang diasuh, diajar dan
dibimbing akan menjadi insan-insan yang dapat menumbuhkan akhlaq dan
peribadi yang dikehendaki Islam selaras dengan Al-Quran dan Sunnah.
Terkadang,
bermacam cerita yang menimpa anak didiknya. Diantaranya
membersihkan saat murid buang air, kencing dicelana, hidungnya yang mbeleer
merusakkan mainan – mainan, menangis yang susah dihentikan dan bermacam-macam
lagi kejadian yang melibatkan murid,
wali murid dan guru. Walau
sebenarnya diusia dini ini, peran orang
tua dirumah harus ektra untuk membimbang dan mendidik anak – anak. Kalau
disekolahan sepenuhnya adalah tugas guru.
Saya pribadi sebagai
seoarang suami yang kebetulan mempunyai istri
seorang guru PAUD/RA ikut andil dalam mengerjakan tugas – tugas lain yang sekiranya istri tidak mampu untuk
mengerjakanya. Termasuk menulis, membuat mainan, gambar – gambar juga termasuk
alat – alat peraga yang lain. Demi anak didik tercinta disekolahnya. Saya
selalu mendukung dari awal menjadi seorang pendidik, yakni seoarang guru PAUD/RA. Sejak tahun 1995-1996 sekaligus kami
berdua membina rumah tangga saat itu.
Gaji Guru PAUT/ RA.
Di era seperti tahun ini, mungkin kita sendiri semua tahu,
bahwa gaji seoarng guru serta kemakmuranya, apalagi ditunjang sertifikasi, gaji
ke 13 jika guru negeri dan lain – lain.
Untuk mendukung istri dalam mengamalkan ilmunya saat itu
gaji guru maaf, tidak seberapa. Namun untuk membesarkan hatinya saya katakan”
aku sing mbayari” saya yang membayarmu ibaratnya seperti itu bila harus
menuntut gaji, asal terus bisa bertahan untuk mengajar anak- anak untuk menjadi
guru RA waktu itu belum ada PAUD.
Sudah saatnya lah kita mengamalkan kembali ilmu –ilmu dari
sekolah yang kita dapat semasa kecil dulu. Gurulah yang menyebabkan kita semua
mengenal A,B,C…. alif, baa,taa…. 1, 2, 3…dan sebagainya…. Jika bukan dari
seorang guru, maka tidaklah lahir seorang
guru, dokter, orang politik, pegawai-pegawai, pengurus-pengurus dan
berbagai-bagai jenis manusia yang bermula dari tahu membaca dan mengeja. Yang
utama adalah menanamkan ketauhidan Anak mengenal Tuhan. Allah lah Tuhan kita,
Muhammad - lah Nabi kita. Maka,
seharusnyalah kita semua untuk
mengingati dan menghormati semua jasa para Guru.
Memang tidak boleh dinafikan betapa besarnya pengorbanan seorang
guru dalam mendidik anak-anak menjadi orang yang berguna kepada diri, keluarga,
masyarakat, agama dan negara.
Ini adalah tahun ke 22 dalam mengabdi dalam usianya yang ke-
42 th saat ini.
Kadang-kadang kita melihat para guru yang mendidik anak-anak/murid
sehingga ada yang tidak sempat meluangkan masa untuk anak-anak mereka sendiri.
Namun apa yang kita harapkan guru-guru semua ikhlas dalam pengorbanan tersebut.
Yang membuat saya terketuk hati, ada sebuah catatan kecil
yang perlu kita kembali menata niat kita. Yaitu istri menceritakan bahwa tahun
ini sertifikasinya terancam tidak cair. Dengan tersenyum pula aku katakana “
rejeki sudah ada yang mengatur, juga tidak akan tertukar. Kalo memang tahun ini
tidak cair, tidak usah gusar. Insya Allah rejeki lain, nikmat lain kita tidak bisa menghitungnya” kataku, sekaligus
kesepakatan kami untuk selalu ihlas apa yang sudah Allah berikan.
Alasan tidak cairnya sertifikasi tahun ini dikarenan ada
merah merahnya karena cek lock. Meskipun guru lain sudah memberi tahu bahwa si
istri adalah paling disilpin berangkat duluan sebelum guru –guru yang lain
berangkat. Setiap paginya harus merapikan kelas sendiri, sebelum ditempati
murid dan orang tuanya. Dia ceritakan
saat itu alat cek lock sore dibawa guru lain, sehingga melebihi btas jam sampai
disekolahan. Faktor lain karena guru PAUD/ RA selesai mengajar pagi, terkadang
siang atau sore lupa untuk cek lock.
Maaf dalam tulisan ini, saya hanya bertujuan untuk memberi
dukungan untuk selalu semangat serta
keikhlasan kita dalam mengamalkan ilmu kita. Kepada anak-anak sebagai generasi
penerus bangsa Indonesia
kita tercinta ini. MARI BERJUANG, SEMANGAT
mengisi kemerdekaan ini dengan hal – hal yang bermafaat untuk orang lain
serta Negara.
Insya Allah, Allah pasti akan membalas dengan ganjaran yang
setimpal, semasa di dunia maupun di
akhirat kelak. Keikhlasan itu sangat-sangat penting karena dari ikhlasnya guru
yang mengajar, maka anak-anak didik mendapat ilmu yang berkah. Ilmu yang berkah
inilah yang akan melahirkan anak-anak yang mampu menjadi pelapis muda yang
berilmu, beriman dan bertaqwa.
Justeru, guru-guru perlu sentiasa mendidik jiwa, membetulkan
niat dan mengikhlaskan segala pengajaran dan pengorbanan yang kita lakukan.
Guru-guru juga harus menyadari bahawa selain bertanggungjawab mengajar dan
mendidik, guru juga mengemban amanah
yang berat kerana mereka turut berperanan menbentuk akhlak serta jati diri anak
didik. Guru mempunyai kelebihan dari aspek pengetahuan ilmu psikologi
kanak-kanak dan kepakaran mengajar.
Rasulullah SAW sejak awal sudah mencontohkan dalam
mengimplementasikan kaedah pendidikan yang tepat di mana strategi pengajaran
dan pembelajaran yang baginda lakukan memerhatikan situasi, kondisi dan
karakter seseorang itu, sehingga nilai-nilai murni dapat ditanam dan dijelmakan
dengan baik dalam diri anak didik.
Kami penuh yakin dengan kewibawaan guru-guru dalam
mempersiapkan diri anak didik agar menjadi insan yang cekal dan berupaya
mengharungi tuntutan dan perubahan arus globalisasi dan penuh cobaran ini.
Akhirnya, kami sekali lagi menyeru kepada semua guru supaya
membulatkan tekad dan menguatkan azam/keinginan untuk sama-sama membantu
meningkatkan dan melahirkan anak-anak yang cemerlang dalam bidang agama dan pendidikan.
Adalah menjadi harapan saya, semua guru akan melaksanakan
tanggungjawab dengan penuh dedikasi dan amanah. Khas untuk guru-guru sekalian
dan semua yang bergelar guru…
Penulis :
Agiels sudarmaji, bukan seoarang guru. Tapi merasakan
bagaimana jadi seoarang guru.