Selasa, 01 Agustus 2017

Selamat Ulang Tahun Istriku tercinta.

Melodi cinta yang indah,


“bila si dia berpolah, ku tak pernah marah, bila si dia yang marah, itu hanya manja, saying supaya disayang sayang, inginnya disayang..
Dalam liku bercinta, terdapat tempat duka, itu bunga bahagia
derita dalam lembaran cinta, walau sakit terasa, itu garamnya cinta
yang menambah nambah kasih saying dan keindahan…..he he.
Sekian lama kau mendampingiku dalam suka maupun duka.



Pengorbanan seorang guru PAUD/RA  saya merasakan begitu beratnya. Dari mulai bangun pagi, sampai beranjak tidur kembali.  Selain menunaikan kewajiban seorang istri dan keluarga untuk menyiapkan sarapan pagi anak-anak.  Selain tugas sehari – hari jika hendak  berangkat mencuci pakian dan lain sebagainya. Dalam menjalankan ke-istiqomahanya, setiap hari  si istri bangun duluan sekira jam 3 meskipun suami dan anak masih  tertidur lelap.  Tak lupa untuk memanjatkan do’a – do’a untuk keluarga, anak – anak serta  anak didiknya yang masih PAUD/RA  dan murid-muridnya.

Merupakan tugas berat seorang guru PAUD/RA, akan tanggung jawab “ngemong” anak – anak sebagai generasi penerus agama, bangsa dan Negara. Sekaligus tanggung jawabnya dalam mengemban amanat yang diberikan Allah kepada kita.

Cita – cita seorang guru yang sanagat  besar. Untuk mewujudkan  anak-anak yang diasuh, diajar dan dibimbing  akan menjadi  insan-insan yang dapat menumbuhkan akhlaq dan peribadi yang dikehendaki Islam selaras dengan Al-Quran dan Sunnah.

Terkadang,  bermacam  cerita   yang menimpa anak didiknya. Diantaranya membersihkan saat murid buang air, kencing dicelana, hidungnya yang mbeleer merusakkan mainan – mainan, menangis yang susah dihentikan dan bermacam-macam lagi  kejadian yang melibatkan murid, wali murid  dan guru. Walau sebenarnya  diusia dini ini, peran orang tua dirumah harus ektra untuk membimbang dan mendidik anak – anak. Kalau disekolahan sepenuhnya adalah tugas guru.

Saya pribadi  sebagai seoarang suami  yang kebetulan mempunyai istri seorang guru  PAUD/RA  ikut andil dalam mengerjakan tugas – tugas  lain yang sekiranya istri tidak mampu untuk mengerjakanya. Termasuk menulis, membuat mainan, gambar – gambar juga termasuk alat – alat peraga yang lain. Demi anak didik tercinta disekolahnya. Saya selalu mendukung dari awal menjadi seorang pendidik, yakni seoarang guru  PAUD/RA. Sejak tahun 1995-1996 sekaligus kami berdua membina rumah tangga saat itu.

Gaji Guru PAUT/ RA.

Di era seperti tahun ini, mungkin kita sendiri semua tahu, bahwa gaji seoarng guru serta kemakmuranya, apalagi ditunjang sertifikasi, gaji ke 13 jika guru negeri dan lain – lain.
Untuk mendukung istri dalam mengamalkan ilmunya saat itu gaji guru maaf, tidak seberapa. Namun untuk membesarkan hatinya saya katakan” aku sing mbayari” saya yang membayarmu ibaratnya seperti itu bila harus menuntut gaji, asal terus bisa bertahan untuk mengajar anak- anak untuk menjadi guru RA waktu itu belum ada PAUD.

Sudah saatnya lah kita mengamalkan kembali ilmu –ilmu dari sekolah yang kita dapat semasa kecil dulu. Gurulah yang menyebabkan kita semua mengenal A,B,C…. alif, baa,taa…. 1, 2, 3…dan sebagainya…. Jika bukan dari seorang guru, maka tidaklah lahir seorang  guru, dokter, orang politik, pegawai-pegawai, pengurus-pengurus dan berbagai-bagai jenis manusia yang bermula dari tahu membaca dan mengeja. Yang utama adalah menanamkan ketauhidan Anak mengenal Tuhan. Allah lah Tuhan kita, Muhammad - lah Nabi kita.  Maka, seharusnyalah  kita semua untuk mengingati dan menghormati semua jasa para Guru.
Memang tidak boleh dinafikan betapa besarnya pengorbanan seorang guru dalam mendidik anak-anak menjadi orang yang berguna kepada diri, keluarga, masyarakat, agama dan negara.

Ini adalah tahun ke 22 dalam mengabdi dalam usianya yang ke- 42 th saat ini.

Kadang-kadang kita melihat para guru yang mendidik anak-anak/murid sehingga ada yang tidak sempat meluangkan masa untuk anak-anak mereka sendiri. Namun apa yang kita harapkan guru-guru semua ikhlas dalam pengorbanan tersebut.

Yang membuat saya terketuk hati, ada sebuah catatan kecil yang perlu kita kembali menata niat kita. Yaitu istri menceritakan bahwa tahun ini sertifikasinya terancam tidak cair. Dengan tersenyum pula aku katakana “ rejeki sudah ada yang mengatur, juga tidak akan tertukar. Kalo memang tahun ini tidak cair, tidak usah gusar. Insya Allah rejeki lain, nikmat lain kita  tidak bisa menghitungnya” kataku, sekaligus kesepakatan kami untuk selalu ihlas apa yang sudah Allah berikan.

Alasan tidak cairnya sertifikasi tahun ini dikarenan ada merah merahnya karena cek lock. Meskipun guru lain sudah memberi tahu bahwa si istri adalah paling disilpin berangkat duluan sebelum guru –guru yang lain berangkat. Setiap paginya harus merapikan kelas sendiri, sebelum ditempati murid dan orang tuanya.  Dia ceritakan saat itu alat cek lock sore dibawa guru lain, sehingga melebihi btas jam sampai disekolahan. Faktor lain karena guru PAUD/ RA selesai mengajar pagi, terkadang siang atau sore lupa untuk cek lock.

Maaf dalam tulisan ini, saya hanya bertujuan untuk memberi dukungan untuk selalu  semangat serta keikhlasan kita dalam mengamalkan ilmu kita. Kepada anak-anak sebagai generasi penerus bangsa Indonesia kita tercinta ini. MARI BERJUANG, SEMANGAT  mengisi kemerdekaan ini dengan hal – hal yang bermafaat untuk orang lain serta Negara.

Insya Allah, Allah pasti akan membalas dengan ganjaran yang setimpal, semasa  di dunia maupun di akhirat kelak. Keikhlasan itu sangat-sangat penting karena dari ikhlasnya guru yang mengajar, maka anak-anak didik mendapat ilmu yang berkah. Ilmu yang berkah inilah yang akan melahirkan anak-anak yang mampu menjadi pelapis muda yang berilmu, beriman dan bertaqwa.
Justeru, guru-guru perlu sentiasa mendidik jiwa, membetulkan niat dan mengikhlaskan segala pengajaran dan pengorbanan yang kita lakukan. Guru-guru juga harus menyadari bahawa selain bertanggungjawab mengajar dan mendidik, guru juga mengemban  amanah yang berat kerana mereka turut berperanan menbentuk akhlak serta jati diri anak didik. Guru mempunyai kelebihan dari aspek pengetahuan ilmu psikologi kanak-kanak dan kepakaran mengajar.

Rasulullah SAW sejak awal sudah mencontohkan dalam mengimplementasikan kaedah pendidikan yang tepat di mana strategi pengajaran dan pembelajaran yang baginda lakukan memerhatikan situasi, kondisi dan karakter seseorang itu, sehingga nilai-nilai murni dapat ditanam dan dijelmakan dengan baik dalam diri anak didik.
Kami penuh yakin dengan kewibawaan guru-guru dalam mempersiapkan diri anak didik agar menjadi insan yang cekal dan berupaya mengharungi tuntutan dan perubahan arus globalisasi dan penuh cobaran ini.

Akhirnya, kami sekali lagi menyeru kepada semua guru supaya membulatkan tekad dan menguatkan azam/keinginan untuk sama-sama membantu meningkatkan dan melahirkan anak-anak yang cemerlang dalam bidang  agama dan pendidikan.
Adalah menjadi harapan saya, semua guru akan melaksanakan tanggungjawab dengan penuh dedikasi dan amanah. Khas untuk guru-guru sekalian dan semua yang bergelar guru…

Penulis :
Agiels sudarmaji, bukan seoarang guru. Tapi merasakan bagaimana jadi seoarang guru.