Kamis, 20 Oktober 2016

Catatan Untuk Na’im.


Catatan Untuk Na’im.
Na’im, adalah teman sekaligus menjadi sahabat saya. Dia kreatif ketika masih kondisi normal/biasa-biasa saja dalam arti layak dan pinter seperti pemuda pada umumnya. Bahrun na’im 33 th nama lengkapnya. Dia anak bungsu dari dua bersaudara, Yakni Abd. Rohim, 45th. kakaknya, yang bernasib sama. Yaitu sama – sama keterbelakangan mental. Naim, panggilanya, yang berwajah ganteng, lembut. Sedang kakaknya Abd. Rohim berpawakan gagah badanya kekar. Namun dua bersaudara ini sekarang sudah tidak lagi seperti dulu,

 Naim kini jadi seorang pemuda yang hanya berdiam diri dirumah yang kondisi rumah saat ini sudah rapuh dan tidak terawat lagi, karena pada tahun 2012 yang lalu terkena gangguan mental yang sampai saat ini belum bisa disembuhkan. Saya pun sudah sering melakukan sesuatu yang bisa memulihkan ingatan, namun belum berhasil juga. Sedang kakaknya Abd. Rohim dalam keseharianya hanya bisa menelusuri jalan berpaping, yang sudah tidak lagi memperdulikan hujan, dingin dan teriknya panas kota Bojonegoro.

Kedua pemuda ini sebelumnya adalah anak yang kreatif. Naim yang pendiam, ramah,  rajin dan murah senyum, polos  yang berprofesi sebagai tukang ukir khas jepara, bahkan buah karyanya sampai Bali dan sepengetahuan saya, karyanya sampai  pernah dikirim ke luar negeri. Sedangkanya Abd. Rohim kakaknya, dulu pernah sebagai tukang penjual manisan, pengamen di bis jurusan Bojonegoro – Surabaya. Dia mempunyai anak satu perempuan, namun sekarang sudah tidak jelas keberadaan anak dan istrinya tersebut.

Rohim pernah mengalami goncangan jiwa semenjak bercita-cita menjadi tentara namun gagal. Sehingga membuat keadaanya seperti sekarang.

Dalam keseharian mereka berdua ditemani seoarang Ibu yang bernama “ Maemunah” 67 th, beliau dulu sekira tahun 7oan berprofesi sebagai tukang rias pengantin jawa kuno, semenjak saya masih kecil kurang lebih 40 tahun yang lalu.
Si ibu lah yang sampai saat ini menghidupi ke dua anak tersebut. Meskipun saat ini tidak ada

pekerjaan tetap, dia tidak mempunyai sawah atau ladang. Dalam mencukupi kebutuhanya, si Ibu tidak pernah meminta, tapi masih selalu berusaha dengan mencari gedebong pisang yang dikeringkan untuk dibuat tampar lalu dijual, untuk bisa bertahan, apalagi masih dibebani dua anaknya yang belum bisa membahagiaanya sampai saat ini. Si Ibu sudah mulai renta, berbadan kurus yang harus menanggung beban hidup sendiri semenjak ditinggal suaminya kurang lebih 15 th silam. ahirnya si ibu harus tinggal menyendiri di (empokan) belakang rumah saudaranya dia bawah pohon bambu yang mengelilingi rumah tersebut. saudaranya tersebut juga seoarang janda yang sudah tua. Namun kehidupannya masih terjamin karena mempunyai tiga anak laki-laki yang masih perduli dengan nenek tersebut. Beda dengan kondisi Ibu Maemonah saat ini.

Meskipun di era sekarang setiap sudut jalan desa, rumah semuanya sudah terang, namun dalam keseharianya naim ini hidup selalu dalam gelap. Pernah dahulu dipasang listrik untuk menerangi rumahnya, tapi semuanya diambilnya memakai tangan meskipun kabel-kabel masih teraliri listrik. karena saat tersebut ia dalam kondisi tidak stabil. Naim dan kakaknya tersebut disebabkan karena cita-cita belum tercapai sehingga menjadi stres tersebut. Kalau Na'im, meskipun dalam kondisi stres dia tetap melakukan kewajibanya sebagai seorang muslim, sembahyang, puasa dan ke masjid tiap  hari jum'at.



           

Senin, 11 Juli 2016

HUBUNGAN ORANG TUA DENGAN ANAK - ANAKNYA

RENUNGAN PAGI
Assalamu'alaikum Wr. Wb.


(Insya Allah baik utk anak2 kita maupun utk kita sendiri )
Anak-anakku.
Ada kehawatiran besar setiap orang tua:
di saat tua,
di saat daya melemah,
di saat anak-anak semakin sibuk.
Kesenjangan
diawali dari merenggangnya komunikasi...,
terjadinya perbedaan alam pikir yg menjauh...,
dan sulitnya saling memahami,
yg mungkin sekarang belum terbayang oleh kalian semua..
tapi itu akan terjadi...!!!
Kelak ... pada saatnya kami hanya bisa berdoa dan berlinang air mata.
mengiringi semua kekhawatiran yg menyelimuti hati kami.
Yang kami khawatirkan adalah keselamatan kalian, juga syakaratul maut kami.
"Akan adakah anak-anak tercinta menggumamkan kalimat Talkin mengiringi perjalanan kami pulang ke haribaan-Nya
saat syakaratul maut" ??
Saat ini kami sangat ingin
komunikasi antara kita berjalan mesra..., ramah.., penuh rasa rindu...& canda ria.
Kami berharap komunikasi kita membuat kita saling paham memahami.
Memang kebersamaan kita hanya sebentar.
Hanya ±30 tahunan,
Sisanya kalian akan bersama Insya Allah dengan pasangan kalian masing2 sampai akhir hayat kalian.
Rasanya sangat sebentar,
belum cukup kita berbagi rasa dalam waktu 30 tahunan itu.
Tapi mudah2an komunikasi yg kita bangun sekarang ini bisa memperpanjang kebersamaan rohani kita & mengecilkan rasa khawatir yg selalu ada di hati kami.
Anak-anakku ......
Jaga Shalat kalian,
Jaga Shodaqoh kalian,
Selalu Berbuat Baik,
Jangan pernah letih & malas untuk mendekatkan diri kpd Allah Swt
Berdoa lah selalu utk orang tuamu setiap selesai shalat....
Allahummaghfirlii waliwalidayya war hamhuma kama robbayanii shaghiro 3x
Berbuatlah yg bisa membuat Orang Tua kalian berbahagia di Alam Barzah dan Akhirat kelak...Aamiin.
Kami titipkan masa depan Akhirat kami kepada Akhlaq Mulia kalian.
Maha Suci Allah Swt
Aamiin yaa Rabbal Aalamiin.

Copas status Yai Mahsun/Gus Syarifuddin

Minggu, 06 Maret 2016

Dia datang meskipun tak di undang,,




Tapi maaf, aku blm bisa merawatmu, sperti yang kau inginkan...
Terkadang aku merasa sedih, saat melihatmu kurus, seperti penyakitan..
Meskipun adikku seorang mantri dan bidan..
Tapi dia kurang tau tentang penyakit hewan,,

Padahal pagi, siang, malam, slalu ku beri makan, 
Aku tdak tega jika harus membuangmu dijalanan,,
Seperti yang mereka lakukan,,

Meskipun kau bukan seperti mereka, yang diperjual belikan,,, 
yang punya paras cantik & menawan...
Dia merawat sambil mencari keuntungan,,
Namun, ku tetap sayang,, pada kalian..

Yang kecil2 kuberi nama VIDI, VINi, VISI, 
Maaf !! Mungkin nama pembca ada yg menyerupai...
Neneknya kuberi nama Lamsiyati...
Mereka selalu mengerti, seakan tau isi hati, yg punyai..

Sering mereka menyertai, seperti mengantar dan menjemput kala ku pergi...
Ada 7 ekor kucingku saat ini...
Yang 2 mungkin lagi tidur kali...

Yuuk!!!....
Yang punya kucing, jangan meyakiti,, 
meski terkadang menyebalkan ati,, 
kala pipis dan ngleuarin........
#kita sayangi yang ada dibumi..

Setidaknya masih ada tempat untuk berbagi..