Di dalam hidup, ada kalanya kita tidak bisa menjawab pertanyaan
bahkan mungkin kita tidak perlu menjawab. Sayangnya, jika kita tidak
bisa menjawab, kita dianggap bodoh dan dianggap kalah.
Menjawab yang saya maksudkan disini bukan dalam konteks testing soal
akademis atau kepandaian. Tetapi kadang kita dihadapkan pada situasi
yang rumit dan membingungkan sehingga jika dijawab akan serba salah.
Di dunia kita diberi berkat ‘kesabaran’ untuk menghadapi orang-orang
‘ajaib’ yang suka menyudutkan orang, ingin menang sendiri, merasa dia
punya power atas orang lain dan menganggap nasib orang ditentukan
olehnya. Poin terakhir ini perlu disimak mengingat jika kita tidak bisa
menjawab pertanyaan atau debat kusirnya, nasib kita sebagai orang yang
kalah, ini contohnya.
Diam bukan berarti kalah. Diam adalah menarik diri, memikirkan yang
lebih baik, tidak terpengaruh emosi dan sadar bahwa jawaban tidak perlu
kata-kata. Saat diam, kita menyimpan amarah dua kali lipat. Diam berarti
kita memberi kesempatan suara hati kita untuk berbicara. Sulit buat
setiap orang untuk menjadi pendengar yang baik. Diam adalah syarat buat
kita belajar mendengar.
Diam adalah awal dari kebijaksanaan. Hidup tidak selamanya dipenuhi
oleh kata dan angka. Kualitas hidup bisa ditentukan saat orang bisa diam
ketika situasi pikuk dengan egois dan mau menang sendiri.
Diam tidak berarti kalah.
Diam hanya mencoba membiarkan waktu berbicara tentang kebenaran. Diam adalah puri keheningan dari jawaban tak tentu.
Ada pepatah bijak berpesan, langkah awal dari kebijaksanaan adalah keheningan. Tahap selanjutnya adalah mendengarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar